JIWA SEMANGAT NASIONAL (J S N) 1945
JIWA SEMANGAT NASIONAL (J S N) 1945
A. Sejarah Perkembangan JSN 45
Jiwa, semangat dan nilai – nilai
(JSN) kejuangan bangsa Indonesia tidak lahir seketika tetapi merupakan proses
perkembangan sejarah dari zaman ke zaman dimana embrio nilai dari JSN itu sudah
ada dari jaman kerajaan, hanya saja belum dimunculkan dan dirumuskan. Setelah
tercapainya titik kulminasi atau titik puncak pada tahun 1945 nilai – nilai JSN
disepakati sebagai dasar, landasan, kekuatan dan daya dorong bagi para pendiri
Republik Indonesia. Untuk memperoleh gambaran tentang JSN 45 yang berkembang
pada setiap zamannya yang dibagi dalam periodisasi sebagai berikut :
1.
Periode I : Masa sebelum Pergerakan Nasional
Yaitu saat masa kejayaan
kerajaan - kerajaan di wilayah Nusantara dengan masuknya berbagai agama serta
kedatangan bangsa - bangsa barat dalam tugas ekspansi wilayah. Wilayah
Nusantara dahulu terdiri dari bebarapa kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang
merdeka dan berdaulat. Kerajaan itu antara lain: Sriwijaya, Majapahit dan
Mataram. Pada periode ini beberapa agama yang tersebar seperti: agama Budha,
Hindu, Islam dan Kristen yang kemudian dianut oleh penduduk setempat dengan
penuh kerukunan. Jiwa, semangat dan nilai – nilai kejuangan sudah mulai timbul
yaitu dengan kesadaran harga diri, jiwa yang merdeka, ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kerukunan hidup umat beragama serta kepeloporan dan keberanian.
2.
Periode II : Masa Pergerakan Nasional
Yaitu masa pergerakan nasional
dimana masa proses runtuhnya kerajaan - kerajaan Nusantara, masa perlawanan
senjata oleh kerajaan -kerajaan Nusantara serta masa kebangkitan kembali bangsa
Indonesia dengan perlawanan di bidang ideologi politik, ekonomi, sosial dan
budaya terhadap penjajahan Jepang hingga lahirnya Pancasila. Dalam masa ini
perlawanan yang terjadi di wilayah Nusantara adalah seperti: perlawanan Sultan
Agung Hanyokrokusumo (1628 - 1629), Sultan Hasanudin (1633 - 1636), Kapitan
Pattimura (1817), Pangeran Diponegoro (1825 - 1830) dan lain sebagainya.
Perlawanan yang dilakukan masih bersifat lokal dan tidak ada koordinasi
sehingga penjajah dapat mematahkan perlawanan tersebut dengan politik divide et
impera. Dengan kehancuran perjuangan tersebut yang melahirkan gejolak jiwa yang
ingin merdeka. Rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah menggugah semangat
dan perlawanan seluruh masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut
kembali kedaulatan dan kehormatan bangsa. Sejak itu timbulah jiwa, semangat dan
nilai - nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat
kepahlawanan, kesadaran anti penjajah atau penjajahan, kesadaran persatuan dan
kesatuan perjuangan. Pada abad XX perlawanan senjata makin berkurang dan
beralih pada perjuangan dengan koordinasi persatuan dan kesatuan pejuang. Tahap
perjuangan ini dikenal sebagai Kebangkitan Nasional. Dalam tahap ini timbul
pergerakan seperti Budi Utomo (1908), Serikat Dagang Islam / Serikat Islam
(1912) dan gerakan emansipasi yang dipelopori RA. Kartini. Pada tahun 1928
terjadilah sumpah pemuda yang merupakan manifestasi tekad dan keinginan bangsa
Indonesia dalam menemukan dan menentukan identitas, rasa harga diri sebagai
bangsa, rasa solidaritas menuju persatuan dan kesatuan bangsa lalu menjurus
pada kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Jepang menjajah Indonesia diantara
tahun 1942 – 1945 yang mengakibatkan rakyat Indonesia mengalami penderitaan
yang besar. Akan tetapi pada masa itu penjajah Jepang juga memberikan
ajaran/penggemblengan kepada pemuda Indonesia yang dapat menimbulkan semangat
yang kokoh dan memupuk militansi yang tinggi untuk merdeka. Didikan ini juga
yang menimbulkan hikmah dan manfaat untuk merebut kemerdekaan. Pada akhir
penjajahan Jepang pada tanggal 1 Juni 1945, IR. Soekarno menyampaikan pokok –
pokok pikirannya tentang falsafah bangsa dan Negara yang dinamakan PANCASILA
dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Perlu diketahui bahwa tahap perjuangan antara Kebangkitan Nasional dan akhir
masa penjajahan Jepang merupakan persiapan kemerdekaan. Jiwa, semangat dan nilai-nilai
kejuangan semakin menggelora.
3.
Periode III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan
Titik kulminasi perjuangan
kemerdekaan tercapai dengan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17Agustus 1945. Pada
18 Agustus 1945 disahkan PANCASILA sebagai falsafah bangsa dan negara. UUD 1945
sebagai konstitusi Negara. Lahirnya Negara Republik Indonesia menimbulkan
reaksi dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. Hal tersebut
menyebabkan bangsa Indonesia kembali mengalami perjuangan yang dahsyat dalam
segala bidang baik melalui perjuangan senjata, bidang politik maupun diplomasi.
Perjuangan ini melahirkan nilai - nilai operasional yang memperkuat jiwa,
semangat dan nilai - nilai kejuangan yang telah ada sebelumnya terutama rasa
harga diri sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah
air, bangsa dan negara. Pada akhir periode ketiga berkembangnya perjuangan
bangsa Indonesia diberinama dengan Jiwa, Semangat dan Nilai- Nilai 45.
4.
Periode IV : Masa PerjuanganMengisi Kemerdekaan.
Perjuangan masa ini tidak
terbatas waktu karena perjuangan bermaksud mencapai tujuan akhir nasional
seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam periode ini jiwa, semangat dan
nilai - nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai -
nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus
1945 yang akan mengalami perubahan adalah Nilai operasional. Apabila masa
perjuangan dalam mengisi kemerdekaan dipandang secara kuantitatif maka
kemungkinan nilai - nilai ini akan bertambah. Sedangkan jika dipandang secara
kualitatif maka kemungkinan akan mengalami perubahan - perubahan sesuai
dinamika dan kreatifitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
B. Rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai kejuangan 45
Rumusan Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai Kejuangan 45 adalah sebagai berikut :
a. Jiwa adalah sesuatu yang menjadi sumber kehidupan dalam
ruang lingkup makhluk Tuhan yang maha esa. Jiwa bangsa adalah kekuatan batin
yang terkandung dalam himpunan nilai – nilai pandangan hidup suatu bangsa.
b. Semangat adalah manifestasi dinamis atau ekspresi jiwa yang
merupakan dorongan untuk bekerja dan berjuang. Jiwa dan semangat suatu bangsa
menentukan kualitas nilai kehidupannya.
c. Nilai adalah suatu penyifatan yang mengandung konsepsi
yang diinginkan dan memiliki keefektifan yang mempengaruhi tingkah laku.
d. Jiwa 45 adalah Sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa
Indonesia yang merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan rakyat serta mengisi dan mempertahankannya.
e. Semangat 45 adalah Dorongan dan manifestasi
dinamis dari Jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang merebut
kemerdekaan bangsa, menegakkan kedaulatan rakyat serta mengisi dan
mempertahankannya.
f. Nilai 45 adalah nilai - nilai yang merupakan perwujudan
jiwa dan Semangat 45 bersifat konseptual yang menjadi keyakinan, keinginan dan
tujuan bersama bangsa Indonesia dengan segalake efektifan yang mempengaruhi
tindak perbuatan Bangsa dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan
rakyatserta mengisi dan mempertahankannya.
C. Nilai - nilai Dasar dan NilaiOperasional JSN 45
1. Nilai - nilai dasar dari JSN 45 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Semua nilai yang terdapat dalam setiap Sila dari Pancasila.
b.Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
c. Semua nilai yang terdapat dalam Undang - Undang Dasar 1945,
baik pembukaan, batang tubuh, maupun penjelasannya.
2. Nilai - nilai operasional yaitu nilai - nilai yang
lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan
dasar yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap
perjuangan bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional akhir seperti yang
tercantum dalam Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945 serta untuk mempertahankan
dan mengamankan semua hasil yang tercapai dalam perjuangan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Ketakwaan kepada Tuhan YangMaha Esa.
b. Jiwa dan Semangat Merdeka.
c. Nasionalisme.
d. Patriotisme.
e. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka.
f. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah.
g. Persatuan dan kesatuan.
h. Anti penjajah dan penjajahan.
i. Percaya kepada diri sendiri dan atau percaya kepada
kekuatan dan kemampuan sendiri.
j. Percaya kepada hari depan yang gemilang dari
bangsanya.
k. Idealisme kejuangan yangtinggi.
l. Berani, rela dan ikhlasberkorban untuk tanah
air,bangsa dan Negara.
m. Kepahlawanan.
n. Sepi ing pamrih rame ing gawe
o. Kesetiakawanan, senasibsepenanggungan dankebersamaan.
p. Disiplin yang tinggi.
q. Ulet dan tabah
menghadapisegala macam ancaman,tantangan, hambatan dangangguan.
3. Metode Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai 45
A. Metode pelestarian jiwa, semangat dan nilai - nilai 45 Secara umum meliputi metode
edukasi, metode keteladanan, metode informasi dan komunikasi serta metode sosialisasi.
1) Metode Edukasi.
Metode dimana tujuannya untuk menanamkan dasar yang kuat untuk penghayatan dan
pengamalan jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
2) Metode Keteladanan
Melalui metode ini kita bisa memberikan keteladanan kepada orang lain dalam
menghayati dan mengamalkan jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
3) Metode Informasi dan Komunikasi
Metode informasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya searah.
Tujuannya tidak hanya terbatas memberikan penjelasan saja, tetapi dapat memberi
ajakan, dorongan dan motivasi kepada orang lain.
3. Metode Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai 45
A. Metode pelestarian jiwa, semangat dan nilai - nilai 45 Secara umum meliputi metode
edukasi, metode keteladanan, metode informasi dan komunikasi serta metode sosialisasi.
1) Metode Edukasi.
Metode dimana tujuannya untuk menanamkan dasar yang kuat untuk penghayatan dan
pengamalan jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
2) Metode Keteladanan
Melalui metode ini kita bisa memberikan keteladanan kepada orang lain dalam
menghayati dan mengamalkan jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
3) Metode Informasi dan Komunikasi
Metode informasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya searah.
Tujuannya tidak hanya terbatas memberikan penjelasan saja, tetapi dapat memberi
ajakan, dorongan dan motivasi kepada orang lain.
4) Metode Sosialisasi
Metode ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam jiwa,
semangat dan nilai - nilai 45 dalam ruang lingkup masyarakat.
Metode ini merupakan upaya untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam jiwa,
semangat dan nilai - nilai 45 dalam ruang lingkup masyarakat.
B. Pola penerapan metode jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
1) Pendekatan Edukasi
• Jalur keluarga.
Orang tua berkewajiban mendidik
anak – anaknya supaya tanggap dan peka terhadap
keadaan dan perkembangan lingkungan, pertumbuhan anak - anaknya,
penyebarluasan JSN 45. Hal ini bermaksud agar anak - anak dapat terangsang,
menghayati dan mengamalkannya.
keadaan dan perkembangan lingkungan, pertumbuhan anak - anaknya,
penyebarluasan JSN 45. Hal ini bermaksud agar anak - anak dapat terangsang,
menghayati dan mengamalkannya.
• Jalur masyarakat.
Sejalan dengan pendidikan formal
melalui jalur sekolah hendaknya pendidikan diluar
sekolah juga dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya. Lembaga - lembaga seperti:
Karang taruna, Gerakan pramuka, Perkumpulan remaja, dan lain sebagainya
merupakan wadah – wadah yang perlu dimanfaatkan untuk menyebarluaskan JSN 45.
sekolah juga dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya. Lembaga - lembaga seperti:
Karang taruna, Gerakan pramuka, Perkumpulan remaja, dan lain sebagainya
merupakan wadah – wadah yang perlu dimanfaatkan untuk menyebarluaskan JSN 45.
• Jalur Sekolah.
Pendekatan edukasi melalui jalur
pendidikan formal (sekolah) yang terikat pada
ruang, waktu, mata pelajaran (kurikulum) dan jenjang persekolahan bertujuan untuk
menanamkan JSN 45 melalui proses belajar mengajar.
ruang, waktu, mata pelajaran (kurikulum) dan jenjang persekolahan bertujuan untuk
menanamkan JSN 45 melalui proses belajar mengajar.
2) Pendekatan Keteladanan
• Jalur Keluarga.
Pendekatan ini menyangkut sikap,
tingkah laku, serta penghayatan dan
pengamalannya. Keteladanan orang tua sangat menentukan karena
secara naluri
pasti akan diikuti oleh anak - anaknya.
pasti akan diikuti oleh anak - anaknya.
• Jalur Sekolah.
Merupakan forum pendidikan
formal yang memegang peran utama dalam usaha
melestarikan JSN 45 terutama dalam upaya guru sebagai pendidik dan tokoh panutan
yang sangat berperan menciptakan kondisi yang memungkinkan para anak didik akan
dapat menghayati dan mengamalkan JSN 45.
melestarikan JSN 45 terutama dalam upaya guru sebagai pendidik dan tokoh panutan
yang sangat berperan menciptakan kondisi yang memungkinkan para anak didik akan
dapat menghayati dan mengamalkan JSN 45.
• Jalur Masyarakat.
Melalui jalur masyarakat peranan
dan keteladanan tokoh - tokoh masyarakat, para
pemimpin informal yang berada ditengah - tengah lingkungan masyarakat sangat
membantu dan menentukan untuk penghayatan dan pengamalan JSN 45.
pemimpin informal yang berada ditengah - tengah lingkungan masyarakat sangat
membantu dan menentukan untuk penghayatan dan pengamalan JSN 45.
3) Pendekatan Informasi dan Komunikasi.
•Jalur Keluarga
Iklim yang sejuk dalam
keluarga akan membantu dalam pelaksanaan kelestarian JSN 45.
• Jalur Sekolah.
Dalam lingkungan sekolah perlu adanya iklim keterbukaan dari
kedua belah pihak
yaitu pendidik dan peserta didik dan diharapkan mereka mampu mendalami dan
mengerti JSN 45.
yaitu pendidik dan peserta didik dan diharapkan mereka mampu mendalami dan
mengerti JSN 45.
•Jalur Masyarakat.
Penyampaian pesan melalui keteladanan kepada masyarakat juga menyangkut
hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin.
Penyampaian pesan melalui keteladanan kepada masyarakat juga menyangkut
hubungan timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin.
4) Pendekatan
Sosialisasi
Tujuan pendekatan sosialisasi agar masyarakat mengerti, menghayati dan mengamalkan JSN 45.
Tujuan pendekatan sosialisasi agar masyarakat mengerti, menghayati dan mengamalkan JSN 45.
5) Pendekatan jalur Agama
Pendekatan jalur agama adalah dimana pelestarian JSN 45 akan
lebih mudah dalam
kehidupan beragama, demikian pula Alim ulama dan tokoh - tokoh agama sangat
menentukan kelestarian JSN 45.
kehidupan beragama, demikian pula Alim ulama dan tokoh - tokoh agama sangat
menentukan kelestarian JSN 45.
DAFTAR PUSTAKA
https://jakarta45.wordpress.com/2008/12/07/pengertian-jsn-jiwa-semangat-nilai2-45/
http://paknetyas71.blogspot.co.id/2013/11/jiwa-dan-semangat-45-nasionalisme-dan.html
http://abdiszc.blogspot.co.id/2016/06/jiwa-semangat-dan-nilai-jsn-1945.html
http://zymyblog.blogspot.co.id/2016/06/jiwa-semangat-dan-nilai-jsn-1945.html
http://paknetyas71.blogspot.co.id/2013/11/jiwa-dan-semangat-45-nasionalisme-dan.html
http://abdiszc.blogspot.co.id/2016/06/jiwa-semangat-dan-nilai-jsn-1945.html
http://zymyblog.blogspot.co.id/2016/06/jiwa-semangat-dan-nilai-jsn-1945.html
Komentar
Posting Komentar